Buku Rekomendasi : Toto Chan, Gadis Cilik di Jendela

Totto-chan adalah anak yang sangat aktif dan punya keingintahuan yang besar. Namun rasa keingintahuannya ini lah yang terkadang membuat orang di sekitarnya menjadi pusing menghadapinya. Hingga suatu hari, ia terpaksa di keluarkan dari sekolah karena Totto-chan mengundang para pemusik jalanan untuk bermain musik  di luar jendela kelasnya hanya karena ia suka. Totto-chan juga suka membuka tutup lemari mejanya karena ia suka dan ia juga pernah tidak mendengarkan gurunya mengajar karena ia sibuk bercakap-cakap dengan para merpati yang bertengger di jendelanya.

Ibu Guru merasa tidak kuat menghadapi tingkah Totto-chan yang ajaib, yang kemudian menyuruh Mama untuk memindahkan Totto-chan ke sekolah lain. Totto-chan yang bingung hanya mengangguk saja ketika Mama mendaftarkan dirinya ke sekolah baru, SD Tomoe Gakuen.

Pertama kali melihat sekolah barunya Totto-chan langsung jatuh cinta. Bagaimana tidak, sekolah itu dibuat dari gerbong-gerbong kereta api yang sudah disulap menjadi ruang kelas. Kepala Sekolah SD Tomoe Gakuen bernama Sosaku Kobayashi.

Awalnya Totto-chan merasa takut, ia takut kalau Mr. Kobayashi sama seperti para guru di sekolahnya yang lama. Namun tidak seperti para guru itu yang menganggapnya sebagai murid yang nakal dan tidak patuh, Mr. Kobayashi selalu mengatakan pada Totto-chan bahwa ia adalah anak yang baik.

Bahkan Mr. Kobayashi menyuruh Totto-chan untuk menceritakan apa saja yang ia mau. Totto-chan yang senang langsung bercerita mengenai apa saja yang ada di dalam kepalanya, dan Mr. Kobayashi mendengarkan dengan penuh minat selama empat jam penuh! Hingga kemudian ia menerima Totto-chan sebagai muridnya.

Hari-hari seru Totto-chan pun di mulai. Sekolah Gakuen mempunyai metode pengajaran yang unik dan tidak seperti sekolah pada umumnya. Di Gakuen kamu dapat memilih mata pelajaran favoritmu pada jam pertama. Lalu keeseokan harinya kamu bisa mengubahnya kembali.

Tak jarang kepala sekolah juga mengajak mereka semua untuk berjalan-jalan sembari menjelaskan hal-hal yang mereka temui dalam perjalanan. Sehingga tanpa disadari mereka berlajar banyak hal dengan sangat menyenangkan.
Totto-chan belum pernah merasakan sesenang ini ke sekolah. Ia sangat mencintai kepala sekolahnya yang ramah dan teman-temannya. Tak jarang ia membantu beberapa teman-temannya yang mempunyai cacat fisik agar bisa ikut memenangkan pertandingan dalam olah raga sekolah.

Mr. Kobayashi juga mengajarkan mereka untuk selalu bertanggung jawab dengan pilihan mereka, tidak malu meminta maaf jika salah dan selalu menggunakan kata tolong dalam setiap kegiatan. Dalam acara makan siang, mereka juga diajarkan untuk membuat lagu mereka sendiri agar acara makan siang terasa menyenangkan.

Salah satu adegan paling menyentuh adalah saat Totto-chan mewakili sekolahnya bersama murid-murid dari sekolah yang lain untuk menjenguk para tentara di bangsal darurat, karena kala itu perang pasifik sudah pecah dan banyak bangsal-bangsal darurat didirikan.

Saat itu anak-anak dari sekolah lain menyanyikan sebuah lagu umum yang banyak di kenal oleh orang sekitar, namun Totto-chan tidak bisa menyanyi lagu itu, Karena di Gakuen ia tidak diajarkan lagu itu. Kemudian ia mengambil inisiatif untuk menyanyikan lagunya sendiri yang sering dinyanyikan di sekoah Gakuen sebelum waktu makan siang.

Lagu itu sangat sederhana dengan lirik sbb:


“Yuk kunyah baik-baik, 
Semua makananmu…”
Nasi, ikan, sayur!”


“Yuk kunyah baik-baik,

Anak-anak lain mentertawakan Totto-chan namun ia tidak peduli dan terus bernyanyi. Ketika selesai ia pun membungkukkan badan. Para prajurit yang melihat ini merasa terharu dengan kepolosan dan keberanian Totto-chan dan mereka pun menangis sambil memeluknya. Totto-chan pun merasa lega karena ia merasa telah melakukan hal yang benar.

Saat sekolah di Gakuen, Totto-chan selalu merasa hari berlalu begitu cepat dan ia harus menunggu pagi menjelang untuk bisa kembali ke sekolah. Dan ia merasa bahwa malam sangatlah lama. Namun kegembiraan Totto-cha harus musnah tatkala perang pasifik membuat sekolah Gakuen terancam musnah. Semua orang sibuk mengungsi dan menyelamatkan diri. Bagaimana ending sekolah Gakuen dan nasib Totto-chan selanjutnya?

Buku karangan Tetsuko Kuroyanagi ini pertama kali terbit di Jepang pada tahun 1981. Dengan judul asli 窓ぎわのトットちゃん (Madogiwa no Totto-chan), adalah cerita Tetsuko mengenai pengalaman pribadinya mengenyam pendidikan dan nilai-nilai kehidupan dari gurunya Sosaku Kobayashi.

Tetsuko berhasil membuktikan bahwa dengan metode pendidikan yang ia dapatkan, ia juga bisa menjadi pribadi yang lebih jujur dan terbuka dalam menyampaikan pendapat. Kala itu tidak sedikit para orang tua di Jepang yang mengkritik cara pengajaran di Tomoe Gakuen, namun Tetsuko merasa bahwa pendidikan yang terima jauh lebih menyenangkan dan bisa membuatnya berkembang seperti sekarang.

Tetsuko Kuroyanagi lahir di Nogisaka, Tokyo pada tahun 1933. Ayahnya seorang pemain biola dan concertmaster. Totto-chan adalah nama panggilan Tetsuko Kuroyanagi saat masih anak-anak. Menurut Memoar Otobiografinya 1981, Kuroyanagi pergi ke SD Tomoe (Tomoe Gakuen) ketika ia masih muda.

Tetsuko Kuroyanagi
Tetsuko Kuroyanagi
Setelah itu, ia belajar di Tokyo College of Music, jurusan opera, karena ia bermaksud untuk menjadi seorang penyanyi opera. Setelah lulus dari Universitas Tokyo Ongaku pada tahun 1979, dia tertarik untuk bertindak dalam industri televisi hiburan, sehingga dia bergabung di Tokyo Hōsō Gekidan dan pelatihan di Mary Tarcai Studio di New York. Selanjutnya, ia menjadi aktris Jepang pertama yang dikontrak ke Jepang Broadcasting Corporation (NHK).

Tetsuko menjadi salah satu artis Jepang dengan Talk Shownya yang terkenal Tetsuko’s Room. Talkshow milik Tetsuko ini adalah talkshow pertama di pertelevisian Jepang yang disiarkan pada tahun 1975. Saat itu Tetsuko berhasil membuat “fenomena” di Jepang, dalam kontradiksi dengan citra “budak dan” sebagai seorang istri” perempuan pada televisi Jepang.

Hingga tahun 1990 acara ini tercatat sudah mewawancarai sekitar 2000 tamu baik lokal maupun asing. Hal itu mengantarkan Tetsuko meraih penghargaan Japan Broadcasting Award dan telah telah terpilih 14 kali sebagai pembawa acara televisi favorit di Jepang, untuk pertunjukan Tetsuko’s Room.
Tetsuko juga aktif sebagai duta UNICEF dan pada bulan Mei 2003, menerima Order of the Sacred Treasure sebagai pengakuan dua dekade pelayanannya untuk anak-anak di dunia.

Buku Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela sendiri, pertama kali di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Dorothy Britton dan hingga saat ini sudah diterjemahkan lebih di 30 negara.

Membaca buku Totto-chan ini seakan mengingatkan aku akan pentingnya melihat perpektif positif dari semua hal yang terjadi di sekitar. Dan yang terpenting kadang kita itu lupa kalo bahagia itu bisa di dapatkan  dari hal-hal simpel. Misalnya belajar hal yang baru, ketemu teman-teman, makan siang dengan bekal dari rumah hingga pelajaran olah raga.Sama seperti Totto-chan ia merasakan kebahagian dengan merasakan itu semua setiap harinya. Sedangkan untuk sifat ajaibnya, sebenarnya ia hanya ingin memuaskan rasa ingin tahunya dengan di dengarkan, namun terkadang orang dewasa itu lupa kalau menjadi anak-anak itu tidak hanya untuk mematuhi apa yang orang dewasa katakan. Anak-anak juga memiliki keinginan yang sama kuatnya untuk di dengarkan pendapatnya. Dan itulah pendekatan yang dilakukan oleh Mr. Kobayashi. Ia memberikan kepercayaan penuh kepada murid-muridnya untuk melakukan apa yang mereka suka dan bertanggung jawab akan pilihan itu kemudian.
Ia mendengarkan dan memberi solusi. Ia tidak memarahi namun menjelaskan. Ada satu bagian favoritku dimana kala itu Totto-chan kehilangan dompetnya di dalam toilet. Karena penasaran, Totto-chan membongkar septink tank dan mengotori halaman.

Mr. Kobayashi yang melihat hal ini alih-alih memarahi Totto-chan ia hanya berkata: “Kamu akan mengembalikan ini semua ketempatnya ketika ini sudah selesai kan?” dan Totto-chan pun mengangguk. Dengan kata lain, Kepala Sekolah sudah memberikan kepercayaan penuh pada Totto-chan dengan cara memberinya tanggung jawab akan apa yang ia lakukan. Dan itu membuat Totto-chan mengerti benar apa arti dari sebuah konsekuensi.

Pribadi Totto-chan yang sangat mencintai sekolah dan belajar ini membuatku flashback kembali ke jaman SD dulu. Waktu itu kita selalu protes kalau disuruh bangun pagi dan ke sekolah hahahaha. Belum lagi dengan PR yang banyak, tugas-tugas yang harus di tandatangani orang tua dan yang pasti waktu bimbingan belajar tambahan kala mendekati ujian nasional. Itu membuat stress.

Dan Totto-chan juga membuat aku berpikir bahwa dunia anak-anak itu sangatlah murni. Dalam artian mereka itu sangat jujur dalam mengungkapkan sesuatu dan yang pasti mereka juga berani mengungkapkan hal-hal yang mereka suka atau tidak. Aku yakin jika ada sekolah semacam Tomoe Gakuen ini lebih banyak lagi, maka ke sekolah itu rasanya akan seperti lagu Sherina di atas. Menyenangkan dan penuh dengan mimpi-mimpi di masa depan. Hari-hari yang dilewati selalu penuh kejutan, selalu bersemangat pergi ke sekolah hingga merasa pagi tidak pernah datang cukup cepat.

Kesimpulannya buku ini sangat layak baca. Dengan penulisan yang mudah dimengerti membuat siapa saja akan jatuh hati dengan Totto-chan dan dunianya. (sumber)

Tetsuko saat mewawancarai Lady Gaga dalam talkshow Tetsuko’s Room
Tetsuko bersama Jang Geun Seuk

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.